Oleh: Ariq Ibnu
Penyunting: Andrew Bong
Sumber: Google
Tanaman ganja dipercaya sebagai jenis tanaman yang dapat memberikan kesan buruk seperti ketagihan, halusinasi dan perilaku negatif lainnya, sehingga dianggap tidak baik untuk dipergunakan dalam bentuk apapun, taman ini sangat dilarang penggunaanya dan dianggap sebagai tindakan yang illegal atas dasar undang-undang negara jika diketahui menggunakan tanaman tersebut.
Namun, beberapa tahun terakhir, pandangan terhadap ganja mengalami perubahan secara global. Stigma ganja sebagai alat dadah secara beransur-ansur mulai berubah . Pasalnya, banyak penyelidikan telah menyatakan manfaat kandungan ganja untuk perubatan dalam mengubati sejumlah penyakit tertentu, termasuk penyakit keras.
Beberapa pandangan daripada pendapat awam juga membuktikan terdapat perubahan persepsi di khalayak ramaitentang ganja yang semakin positif, Berdasarkan tinjauan yang dilakukan Pew Research di Amerika Syarikat (AS) pada Oktober 2017 telah melaporkan bahawaenam dari sepuluh orang Amerika (61%) menyatakan penggunaan ganja diperbolehkan. Sebagian besar penyokong ganja di AS adalah orang dewasa. Sebelumnya, pada tahun 2000, hanya 31 peratus warga AS yang menyokongpenggunaan ganja.
Terdapat tiga kategori dalam penggunaan ganja, iaitu untuk tujuan rekreasi atau penggunaan biasa agar memberikan sensasi halusinasi dan adrenalin , kedua ialah untuk keperluan perubatan , dan yang ketiga untuk penanaman dan pengembangan tanaman itu sendiri. Di sejumlah negara, termasuk Jerman, Portugal, dan Argentina, ganja boleh digunakan sesuai aturan undang-undang yang berlaku sehingga pemilikan ganja dalam takaran yang sedikit tak akan membuat orang di sana dipenjara atau didenda.
Di beberapa negara lainnya seperti Australia, Belgia, Perancis, Meksiko, Selandia Baru, Slovenia, Spanyol, dan Sri Lanka, ganja hanya diperbolehkan untuk perubatan, Adapun Amerika Syarikat memperbolehkan penggunaan ganja di beberapa negara syarikat.
Tanaman Ajaib
Tak disangka jika ganja yang bernama latin Cannabis Sativa ini kerap disebut tanaman ajaib selain dianggap bahan psikoaktif yang memberikan kesan halusinasi , ganja juga mengandung bahan-bahan lain yang berguna. Sebanyak 483 kandungan kimia yang berada pada tumbuhan Cannabis Sativa dan 66 di antaranya disebut sebagai cannabinoid, kandungan yang menjadikan ganja bisa digunakan sebagai ubat.
Ada pula bahan lain dalam ganja yang mendatangkan manfaat perubatan seperti THC (Delta-9 tetrahydrocannabinol) yang memiliki kesan analgesik atau penghilang rasa sakit, sifat anti-spasmodik atau menghilangkan sawan, anti-tremor, anti-inflamasi dan lainnya. kandungan lainya pada ganja yang bernama (E)–BCP (Beta-caryophyllene) dapat digunakan sebagai ubat penghilang rasa sakit, arthritis (peradangan sendi), sirosis (peradangan dan fungsi buruk pada hati), loya, dan lainnya. Cannabidiol (CBD) mengandung sifat anti-inflamasi, anti-biotik, anti-depresan, anti-psikotik, anti-oksidan, serta dapat menenangkan.
Menurut Scientific American, pada 1994, National Institute on Drug Abuse di AS meminta lebih kurang 8.000 orang berumur 15-64 tahun sebagai sample percubaan terhadap kesan setelah menggunakan ganja. Hasilnya, hanya sekitar sembilan peratus sahaja yang menjadi ketagihan. Skala tersebut masih kecil jika berbanding dengan ketergantungan terhadap alkohol (15%), kokain (17%), heroin (23%), dan nikotin (32%).
Impak Buruk dari Ganja
Di sisi lain, ganja juga mempunyai beberapa kesan bagi kesihatan, ganja secara khusus berimpak kepada memori episodik penggunanya. Memori episodik adalah kemampuan otak untuk merencanakan sesuatu di masa depan.
Penyelidikan ini membandingkan 57 perokok ganja dengan 57 orang yang tidak menghisap ganja. Para responden diminta berkongsi pengalaman di masa lampau dan rencana masa depan mereka. Hasilnya, responden yang merokok ganja lebih dari tiga kali dalam seminggu merasa lebih sukar bagi mereka untuk membayangkan rencana masa depan berbanding dengan golongan yang tidak hisap ganja. Meski begitu, menurut Mercuri, kondisi neurologis perokok ganja dan kaitannya dengan memori jangka panjang masih perlu dipelajari lebih jauh.
Impak menghisap rokok ganja mungkin hampir sama dengan merokok tembakau. Menurut National Institute on Drug Abuse, asap ganja dapat mencetuskan masalah kesihatan pernafasan dan meningkatkan risiko jangkitan paru-paru. Jantung pemakai ganja juga cenderung berdetak lebih cepat yang dapat menimbulkan risiko serangan jantung lebih tinggi, terutama bagi pesakit yang memiliki jangkitan kardiovaskular. Bagi wanita yang mengandung kesan penggunaan ganja akan berimpak pertumbuhan pertumbuhan kanak-kanak selama dan setelah mengandung. Menghisap ganja jangka panjang pun dapat terkena sindrom Hiperemesis Cannabinoid, penderita sindrom ini mengalami rasa loya, muntah dan dehidrasi yang teruk.
Comments